REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memantau, terjadi peningkatan aktivitas seismik sejak kejadian gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Juli 2018. Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono mengatakan, peningkatan aktivitas itu khususnya terjadi di wilayah Indonesia bagian timur. Karena itu, jika setelah gempa Lombok terjadi juga gempa di Sumba, Jawa Timur, dan Palu, Daryono menilai hanya sebuah kebetulan. Menurut Daryono, tak ada teknologi yang dapat meramalkan kejadian gempa dari sumber-sumber gempa tersebut. "Jadi kalau ada aktivitas gempa di lokasi A, B, C, entah itu bareng atau berdekatan, bukan berarti saling picu.
Source: Republika October 04, 2018 14:15 UTC