Saat puasa Ramadhan, seseorang juga melatih kematangan jiwa --Bagian Kedua/HabisREPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Prof H.M. Hembing Wijayakusuma (1940-2011)Orang yang benar-benar menjalankan ibadah puasa akan merasa ada yang membekas dalam dirinya setelah bulan Ramadhan berlalu. Selain itu, selepas puasa seharusnya setiap orang tetap mengamalkan dan meningkatkan intisari berpuasa, bukan kembali seperti sebelum puasa. Puasa yang hanya menahan lapar, haus, dan keinginan syahwat tidak otomatis menjadikan manusia memiliki kesabaran, ketakwaan, dan kematangan jiwa. Niat ikhlas membuat kita saat berpuasa tidak merasa lapar dan haus, sebagaimana halnya kita menunda makan dan minum di luar bulan puasa. Terapi puasa sebagai terapi psikologis akan melahirkan kematangan jiwa dalam mengarungi kehidupan.
Source: Republika May 16, 2019 02:37 UTC