Pilihan antara Hillary Clinton dari Partai Demokrat dan Donald Trump dari Republik mencerminkan polarisasi politik di AS yang berkembang selama berpuluh-puluh tahun. Para pakar memperingatkan, perbedaan tajam itu sepertinya tidak akan segera mereda terlepas dari siapapun yang terpilih pada 8 November. Ahli strategi dari Partai Republik John Feehery mengatakan, “Itu adalah koalisi yang liberal, progresif dan dari beragam etnis. Dalam kondisi polarisasi ini, presiden yang baru menghadapi tugas berat mempersatukan kembali bangsa AS, kata sejarawan Lee Edwards dari Heritage Foundation. Rata-rata jajak pendapat nasional menunjukkan tingkat dukungan terhadap Hillary Clinton mencapai 47 persen, unggul tipis dibandingkan Donald Trump yang meraih dukungan sebesar 45 persen.
Source: Kompas November 07, 2016 10:38 UTC