ilustrasi(MI)PERUBAHAN iklim selama ini kerap dikaitkan dengan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh deforestasi, emisi gas rumah kaca, hingga gas buang industri. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa makanan sehari-hari yang kita konsumsi juga menjadi salah satu pendorong terbesar perubahan iklim, di mana sistem pangan dunia menyumbang lebih dari sepertiga emisi gas rumah kaca global, seperti dilansir Science Daily. Penelitian yang dilakukan oleh Universitas British Columbia itu menemukan bahwa 44% populasi global perlu mengubah kebiasaan makan mereka untuk menjaga pemanasan global di bawah ambang pemanasan 2°C (Celicius), batas yang disepakati para ilmuwan untuk menghindari dampak iklim paling parah. Setelah dibandingkan dengan batas total emisi yang masih bisa ditoleransi jika tetap ingin menjaga pemanasan global di bawah 2°C, hasilnya menunjukkan bahwa hampir setengah populasi dunia sudah melampaui batas tersebut. Perubahan kecil yang dilakukan seperti mengurangi limbah sisa makanan, mengambil porsi makan secukupnya, dan mengurangi konsumsi daging sapi sedianya dapat memberikan dampak besar untuk menekan laju perubahan iklim.
Source: Media Indonesia December 27, 2025 08:58 UTC