Hening menduga, produsen camilan itu sengaja menjualnya untuk mencari sensasi, bahkan iseng. Hening mengatakan, anak buahnya bahkan sempat memesan camilan itu yang dijual via toko daring. Pengecekan juga dilakukan bersama Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Asperindo) Kota Bandung juga tidak menemukan produk camilan Bikini itu di toko-toko retail. Hening mengatakan, hingga saat ini penelusuran terhadap camilan itu belum menemui titik terang. Hening memastikan, camilan Bikini dengan kemasan yang seronok itu tidak akan bisa mendapatkan izin peredaran.
Source: Koran Tempo August 04, 2016 13:07 UTC