"Masalah narkotika telah menjadi masalah yang berkelanjutan di Myanmar, sama seperti di negara lainnya," ujar menteri dalam negeri Myanmar, Kyaw Swe, dilansir Reuters, Rabu (3/8). Selain itu, pil metamfetamin, yang belakangan marak di ASEAN juga pertama kali diproduksi di negara tersebut. REPUBLIKA.CO.ID, NAYPYIDAW -- Para pejabat militer dan anggota parlemen Myanmar menyatakan kekecewaan atas tindakan negara-negara di Asia Tenggara (ASEAN) dalam memberantas narkotika. Selama ini, obat-obatan itu dilaporkan banyak diproduksi di wilayah perbatasan Myanmar, khususnya area yang dikuasai oleh etnis pemberontak dan milisi yang bersekutu dengan militer. "Polisi dapat bekerjasama dengan orang-orang yang mungkin mengetahui jaringan peredaran narkotika yang lebih luas," ujar Min.
Source: Republika August 03, 2016 18:22 UTC