Anggaran riset yang dikelola BRIN cenderung menurun setiap tahunnya dari Rp12 Triliun (2021), Rp6 Triliun (2022), Rp6,2 Triliun (2023), Rp5,7 Triliun (2024) (Noer, 2024). Dimensi ekonomi dalam kegiatan riset dapat diukur dari berapa besar alokasi anggaran riset dari pemerintah. Jadi sudah dapat dibayangkan bagaimana kualitas hasil riset BRIN akan mumpuni dan terjadi inovasi berkelas, jika dana riset hanya berkisar 50-250 juta per judul kegiatan riset dengan ketentuan hasil riset harus dapat dipublikasikan pada jurnal internasional bereputusasi tanpa diberikan APC. Kondisi dan situasi seperti ini tentu merugikan dan melemahkan serta memarginalkan ekosistem riset dan inovasi nasional (Swasty, 2022). Upaya membangun ekosistem riset yang mumpuni ke depanSebenarnya marginalisasi riset dan teknologi (ristek) terjadi selama 10 tahun terakhir ketika pemerintah mengabaikan peran riset teknologi dalam penguatan ekonomi nasional.

Source: Koran Tempo November 25, 2024 12:14 UTC