IklanKeluarga al-Attar sedang berdoa dan menyiapkan anak-anak mereka untuk tidur di Gaza selatan ketika mereka mendengar suara keras. Israel kembali menggempur Gaza, dan serangan udara itu menyebabkan api berkobar pada Ahad malam, 26 Mei 2024, di sebuah kamp pengungsi di distrik Tel Al-Sultan, kota Rafah. ... Tetangga kami, semoga Allah mengasihaninya, sedang berdoa dan menjadi martir; otaknya tertancap di dinding." Otoritas kesehatan Gaza mengatakan 45 orang, sebagian besar wanita, anak-anak dan orang tua, tewas. Jumlah korban tersebut memicu protes dari para pemimpin dunia, dan jaksa penuntut militer tertinggi Israel menyebut serangan udara tersebut "sangat mengerikan" dan mengatakan bahwa penyelidikan sedang dilakukan.
Source: Koran Tempo May 27, 2024 23:14 UTC