REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG --Seorang guru honorer di sebuah sekolah Kabupaten Pesawaran, Lampung, Sudiono hanya memperoleh imbalan Rp 200 ribu per bulan. Untuk memperkuat keberadaannya sebagai guru honorer ia tergabung dalam Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) Lampung. Di organisasi tersebut, berkumpul para guru honorer yang setiap saat memperjuangkan nasibnya kepada pemerintah daerah dan pusat. Meski sudah lama menjadi guru honorer dan bergabung dengan PGSI, perjuangan para guru honor tak kunjung berhasil. Guru SMP swasta di Kabupaten Lampung Selatan tersebut juga menceritakan, nasib guru honor semakin tidak jelas dari pemerintah daerah maupun pusat.
Source: Republika July 16, 2019 12:45 UTC