REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lebih dari 200 orang dilaporkan tewas dalam demonstrasi di Bangladesh yang telah berlangsung sejak Juli lalu. Para mahasiswa mengungkapkan kefrustrasian mereka terhadap sistem kuota PNS Bangladesh yang menyediakan sekitar 30% pekerjaan untuk keluarga veteran perang kemerdekaan. Meski Mahkamah Agung Bangladesh putuskan sistem kuota itu harus dipangkas, protes terus berlanjut dan berkembang menjadi demo antipemerintah. PM Sheikh Hasina yang telah menjabat selama 15 tahun mengundurkan diri dan melarikan diri dari negaranya pada Senin (5/8). Sementara itu, seorang koordinator mahasiswa mengatakan bahwa gerakan mereka akan mengusulkan garis besar pemerintahan sementara yang baru, dan tidak akan menerima solusi lainnya.
Source: Republika August 06, 2024 18:57 UTC