Dinukil dari NU Online, Wakil Sekretaris PWNU Jateng Muhammad Sochib mengatakan bahwa nyekar nggak hanya realitas dari praktik keagamaan atau kepercayaan, tetapi bahkan lebih luas dari itu, tradisi nyekar melibatkan ranah kebudayaan, sosial, bahkan ekonomi. Seperti yang kita lihat, di makam nggak hanya orang tua tapi banyak pula anak muda berbondong-bondong untuk nyekar. Lelaki 24 tahun asal Magelang itu menilai tradisi nyekar memiliki banyak sisi positif. "Tradisi nyekar sendiri menurut pengamatanku dan tanya-tanya sesepuh, tujuan utamanya yaitu mendoakan leluhur kita yang sudah meninggal, berharap diberi "jembar kuburane" atau tenang di alam sana," jelas Usman. Melengkapi pendapat Usman, Sholahudin menilai bahwa nyekar bisa jadi sarana mengingat kematian bagi peziarah, Millens.
Source: Media Indonesia March 16, 2024 13:33 UTC