Seorang pria mendemonstrasikan cara kerja alat pendeteksi Covid-19 SpiroNose di di Amsterdam, Belanda, 1 Februari 2021. REUTERS/Piroschka van de WouwTEMPO.CO, Yogyakarta - Pembuat alat deteksi Covid-19 GeNose C19 dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ikut berkomentar setelah Pemerintah Belanda menghentikan penggunaan SpiroNose, alat deteksi Covid-19 berdasar hembusan napas karena mendapati kinerja alat itu tak akurat. “SpiroNose tidak memiliki sistem seperti GeNose ini karena di situ orang langsung menyemburkan napas pada sensor alat itu untuk dideteksi. Pembacaan sampel semburan napas pada SpiroNose tidak akurat, ujar Dian, karena karakter kekuatan napas tiap orang berbeda. Di samping itu, dari sisi sensor GeNose juga lebih kaya dari SpiroNose.
Source: Koran Tempo February 27, 2021 03:33 UTC