JawaPos.com – Suasana kota Beirut, Lebanon, yang dilanda duka akibat ledakan dahsyat, berubah menjadi protes kemarahan warga. Ledakan hari Selasa, (6/8) di dekat pelabuhan, memicu kemarahan publik karena kehilangan keluarga dan tempat tinggalnya. Demonstran menuding pemerintah lalai atas ledakan tersebut, yang meratakan pusat ibu kota. Begitu juga tokoh bernama Ahmed Aboul Gheit dari Liga Arab mengatakan bahwa dia akan mengumpulkan upaya dalam penyelidikan ledakan tersebut. Ledakan itu menewaskan ribuan orang dan menyebabkan 300 ribu orang kehilangan tempat tinggal.
Source: Jawa Pos August 09, 2020 07:32 UTC