Pertemuan tersebut digelar guna mencari jalan keluar dari perang dagang, yang telah berlangsung selama 15 bulan. Perundingan dilangsungkan saat gangguan baru antara kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia itu mengancam harapan bahwa kemajuan akan tercapai. Penetapan daftar hitam diputuskan karena AS menganggap ada pelanggaran hak asasi manusia terhadap kelompok-kelompok minoritas Muslim di Provinsi Xinjiang, China. Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross mengatakan di Sydney, Kamis (10/10), pengenaan tarif itu berhasil menekan Beijing untuk memperhatikan keberatan AS soal praktik dagang China. Kesepakatan sementara itu tadinya diharapkan dapat menangguhkan penerapan tarif lebih jauh oleh AS sebagai imbalan atas peningkatan pembelian produk pertanian AS.
Source: Republika October 10, 2019 18:11 UTC