Mustafa juga berujar, penundaan peluncuran satelit ini untuk yang ketiga kalinya tak berpengaruh dalam beberapa rencana kerja yang akan dilakukan BRI. Mustafa mengatakan pihaknya harus bisa menerima kenyataan dan bisa memahami bahwa ada faktor-faktor yang tak bisa diatasi, seperti faktor cuaca dalam peluncuran satelit tersebut. Manajemen BRI mengklaim BRIsat bisa menghemat beban operasi hingga 40 persen atau sekitar Rp 200 miliar. BRIsat, yang memiliki 45 transponder, juga akan dimanfaatkan empat instansi pemerintah, yakni Kementerian Pertahanan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Keuangan, serta Kementerian Kelautan dan Perikanan. BRIsat, yang menelan investasi Rp 3,375 triliun, akan mengorbit di langit Papua menggantikan satelit milik Indosat yang sudah kedaluwarsa.
Source: Koran Tempo June 18, 2016 01:11 UTC