Pada tahun ini, konferensi tersebut mengangkat tema “Perempuan, Keyakinan dan Diplomasi“, dengan menampilkan perwakilan tokoh-tokoh agama dan politik dunia, yang mendorong kemajuan peran perempuan dalam menjawab tantangan global, termasuk membangun perdamaian. “Sebagai seorang aktivis perdamaian, saya bisa tetap menjalankan ibadah agama karena keimanan saya sendiri. “Karena perdamaian bukan monopoli laki-laki atau mereka yang masih kuat dengan perspektif atau semangat patriarkis, tetapi juga perempuan bahkan gender apapun,“ tegasnya. Ainun Jamilah, aktivis perempuan muslim di Sulawesi Selatan menuturkan, perempuan perlu diberi ruang dalam beberapa tempat strategis, sebab peranan perempuan dalam upaya perdamaian sampai hari ini sudah tidak dapat dipandang sebelah mata. Organisasi lintas agama internasional, Religions for Peace, melihat perempuan sering kali bekerja di belakang layar untuk secara kreatif membangun perdamaian dan membangun hubungan yang diilhami iman secara berkelanjutan, dengan melintasi garis perbedaan.
Source: Koran Tempo November 12, 2020 14:03 UTC