Meski jumlah lulusan pendidikan vokasi maupun sarjana teknologi informatika (TI) di Indonesia cukup banyak, namun tidak sepenuhnya terserap ke industri digital dan menjadi seorang programmer. Baca juga: Katie Bouman, Programmer Wanita di Balik Foto Black HoleKualitas pengajar TI yang belum merata juga menjadi masalah berikutnya yang harus dibenahi. Ketiga kendala di atas membuat ketimpangan antara kebutuhan programmer di perusahaan saat ini dan jumlah programmer yang siap dan sesuai kompetensi. KOMPAS.com/Wahyunanda Kusuma Pertiwi CEO Dicoding, Narenda Wicaksono di acara jumpa media di Jakarta, Rabu (15/5/2019). "Sekitar 30 persen saja (mahasiwa yang punya motivasi belajar TI).
Source: Kompas May 15, 2019 14:03 UTC