Apalagi selama ini warga di perbatasan yang tidak dijangkau penerbangan bersubsidi dengan pesawat milik maskapai Susi Air itu hanya bergantung pada MAF. Dengan tidak beroperasinya MAF, lanjut dia, warga di Desa Long Sule maupun desa lain yang selama ini hanya dilayani MAF menjadi terisolasi. Tokoh masyarakat adat Dayak lainnya, Apuy Laing, juga menyesalkan dibekukannya izin penerbangan MAF yang puluhan tahun melayani warga pedalaman dan perbatasan. Apuy menegaskan bahwa warga tidak membela perusahaan, tapi kelanjutan penerbangan MAF demi membela masyarakat pedalaman dan perbatasan. Jika pemerintah tidak memperpanjang izin penerbangan MAF, kata dia, jangan bermimpi dengan program membangun perbatasan.
Source: Jawa Pos November 28, 2017 01:52 UTC