"Pelaku pasar dan investor melihat, tampaknya kawasan Asia membutuhkan waktu yang lebih lama untuk melakukan pengetatan kebijakan moneter," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, dilansir Mediaindonesia.com, Selasa, 8 Februari 2022. Bahkan, Tiongkok melonggarkan kebijakanny pada Januari kemarin.Pasar mengkhawatirkan kemampuan negara- negara berkembang untuk menjaga risk premiumnya dengan tingkat Fed Fund Rate, di saat The Fed mulai menaikkan tingkat suku bunga. Sebab, apabila mereka tidak menjaga risk premium dengan baik, ada kemungkinan capital outflow akan cenderung kembali keluar dari negara Asia dan kembali ke negara asalnya. Di lain sisi, negara-negara Asia seperti Korea Selatan, Pakistan, dan Srilanka telah menaikkan tingkat suku bunga. Permasalahan dari tingkat suku bunga adalah, ketika para regulator menaikan tingkat suku bunga mereka, otomatis akan mendorong imbal hasil juga naik.
Source: Media Indonesia February 08, 2022 22:16 UTC