Karena, dalam debat tersebut Erwin menggunakan kata paeh (Mati dalam bahasa Sunda kasar) yang diperuntukan bagi masyarakat dalam kondisi gawat darurat atau perlu penanganan medis secara cepat. Kalau sudah mau 'paeh', bisa langsung masuk IGD rumah sakit dengan menunjukkan KTP melalui SKTM atau kartu keluarga," ujar Erwin. Nah terkait dengan kata paeh ini berada pada tingkat kasar," ujar Prof Cece. "Untuk komsumsi publik, apalagi ditonton oleh masyarakat luas akan lebih tepat untuk tidak digunakan, ada yang lebih netral maot misalnya. "Jangan disepelekan tingkat tutur bahasa itu, karena ini bagian dari strategi komunikasi, etika berbahasa di dalamnya (khususnya untuk pejabat)," kata Prof Cece.
Source: Republika November 21, 2024 08:16 UTC