Saat itu mereka menetap sementara di Jalan Cibarengkok, di belakang rumah sakit, di rumah sewaan Rp 600 ribu per bulan. Di rumah sakit, Supendi—yang aktif membantu keluarga anak pasien kanker lain dari berbagai daerah—mengajak mereka yang miskin untuk tinggal bersama. Supendi, yang pernah dicap sebagai calo pasien, menjual rumah di kampung untuk rumah singgah. Rumah singgah itu dirintis sejak 2012 ketika bungsu dari dua anak mereka menjalani penyembuhan di Rumah Sakit Umum Pusat dr Hasan Sadikin, Bandung, hingga akhirnya wafat. Dia pun mengurusi penggunaan mobil ambulans untuk mengantar jenazah anak pasien kanker ke rumah mereka di pelosok kampung.
Source: Koran Tempo July 14, 2016 02:26 UTC