Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menegaskan, fenomena ini bukan karena erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara (Sulut). Dikatakan, fenomena udara panas yang terjadi saat ini, jika ditinjau secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu tidak termasuk dalam katagori gelombang panas, karena tidak memenuhi kondisi tersebut. "Secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi sekarang ini karena adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu sirklus yang biasa terjadi dan terjadi setiap tahun," jelasnya. Sehingga, potensi suhu udara panas seperti ini dapat berulang pada periode yang sama setia tahunnya. Posisi matahari yang berada tidak jauh dari ekuator yang saat ini berada di belahan bumi utara (BBU), menyebabkan wilayah yang di ekuator mendapatkan penyinaran matahari yant maksimal.
Source: Jawa Pos May 13, 2024 09:27 UTC