Salah satunya adalah goyangnya investasi di produk asuransi dan reksadana lantaran terimbas kasus Jiwasraya. "Goyangnya investasi di produk asuransi dan reksadana sedikit banyak membuka angin segara bagi investasi properti, peluang orang mengalihkan investasi sangat terbuka. "Investor kami perkirakan akan memilih investasi yang menjanjikan dan perlu waktu untuk memulihkan trauma yang ada," tutur Hans. "Siklus sektor properti kami perkirakan akan mencapai puncak di tahun 2012-2014 dan lalu berangsur turun, maka dari tahun lalu kami melihat awal periode kenaikan sektor properti." Di sektor investasi logam, Hans melihat emas, nikel, dan timah bisa menjadi pilihan.
Source: Koran Tempo January 26, 2020 03:22 UTC