REPUBLIKA.CO.ID, RIO DE JANEIRO — Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Selasa (19/11/2024), mendesak Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) memperhatikan sikap Rusia yang telah mengubah doktrin nuklirnya. "Kita tidak dapat menyatakan bahwa ada aspek positif dari perang yang menggunakan senjata nuklir. Pejabat NATO harus mempertimbangkan langkah yang diambil Rusia ini dan meninjaunya," kata Erdogan dalam konferensi pers di KTT G20 di Rio de Janeiro, Brasil, seperti dilansir dari Anadolu Ajansi. "Saya pikir pernyataan Rusia pertama-tama dan terutama merupakan tindakan pencegahan terhadap senjata konvensional, terhadap perilaku yang ditujukan terhadap dirinya sendiri," tambah dia. Doktrin baru mengatakan Rusia dapat mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir jika menjadi sasaran serangan rudal konvensional yang didukung oleh kekuatan nuklir.