Kreak, fenomena yang pasang surut hadir di Semarang selama bertahun-tahun ini menjadikan nya sebuah hal yang ditakuti masyarakat karena perbuatan onar yang mereka lakukan. Kreak sendiri merujuk pada sekelompok pemuda brutal yang kerap menjalankan kriminalitas di daerah Semarang. Kere jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia "miskin", sementara "mayak" merujuk pada orang-orang yang berkelakuan norak atau sok-sokan. Maraknya fenomena "kreak" di Semarang, yang merujuk pada aksi gangster dan tawuran remaja, memiliki keterkaitan erat dengan faktor ekonomi. Dengan demikian, masalah ekonomi yang tak terselesaikan seperti kemiskinan dan ketimpangan sosial menciptakan kondisi yang subur bagi berkembangnya aksi kekerasan antar geng di kota besar seperti Semarang.