REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pendidikan, Arief Rahman menilai, masih berulangnya kasus kekerasan di lingkungan sekolah menjadi cermin, 'iklim' positif dalam proses mendidik siswa tidak optimal. Artinya, sistem pendidikan di Indonesia, masih mengacu pada nilai saja, bukan pada spiritual, emosional, intelektual, jasmani dan sosial siswa. Sehingga, baik sekolah bahkan pihak keluarga pun terjebak dalam memaknai keberhasilan pendidikan anak. Perkelahian melibatkan enam siswa SMP Islam As Syuhada dengan SMP Leuwi batu yang menyebabkan salah-seorang siswa, ARS (16 tahun) meninggal dunia. Sedangkan di Banjaran, Kabupaten Bandung, juga terjadi perkelahian antarsiswa SD yang juga menyebabkan satu anak meninggal dunia.
Source: Republika November 28, 2017 02:26 UTC